Kamu seperti senja
indah, namun selalu berjanji pada malam
hadirmu menghangatkan jiwa
tapi pergi, menyisakan kelam.
Kamu seperti pisau
tajam, menghujam relung hati
membuka luka yang tak pernah kau tahu
tapi tetap, aku biarkan kau di sini.
Aku berdiri di antara bayangmu
senja yang berlumur darah
mengharap pelukan,
tapi hanya ditemani sepi yang menyeret langkah.
Kamu, indah tapi beracun
kamu, manis tapi menghancurkan
aku jatuh, rebah dalam angan
membayangkan syurga yang tak pernah kau janjikan.
Aku dan kamu adalah paradoks
cinta yang merangkak dalam duri
namun aku tetap mencintai
walau luka ini tak pernah berhenti.